Jatuh Bangun mencoba banyak bisnis online,
tidak membuat lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyerah. Seolah sudah
ditakdirkan untuk menggeluti dunia bisnis online, Sigit Nurdyansyah Putra kini
menikmati jerih payahnya selama tiga tahun. Hanya tiga tahun? Ya, dalam tempo
sesingkat itu, pria yang akrab dipanggil Dyansyah ini sudah mendulang omzet dua
ratus juta per bulan.
"'Sejak 2012 sudah berbisnis online, tapi
bisnis macam-macam. Pindah dari satu bisnis ke bisnis lain. Mulai dari bisnis
herbal, aksesori sepeda, sampai aksesori komputer. Pernah juga tertipu oleh
penjual sepeda di salah satu forum jual beli online. Uang sudah ditransfer,
tapi barang tidak pernah datang. Untung ada teman orang bank yang bantu
melacak, jadi uang bisa kembali. Saya jadi berpikir, jualan online itu modal
utamanya kepercayaan. Tanpa itu, orang tidak percaya untuk belanja
online," ungkap Dyansyah.
Diawali Dengan Iseng
Pria kelahiran 31 Juli 1986 ini masih menjadi
karyawan di Indofood ketika mulai merintis bisnisnya. Dia tertarik berjualan
aksesori gadget, terutama casing ponsel, sebab di masa itu masih agak sulit
mencari casing gadget yang bagus.
"Importirnya masih sedikit. Kalau mencari ke
mal, adanya barang tiruan," imbuh Dyansyah yang kini sudah bisa mengambil
stok barang dari importir langsung dan sebagian dari distributor lokal.
Sebelum bergabung dengan BukaLapak, Dyansyah
sempat berjualan di sebuah forum jual beli. Sistem Cash On Delivery (COD) yang
banyak diterapkan di forum online tersebut membuatnya lelah karena tingkat
kepercayaan antara penjual dan pembeli masih rendah. Sistem COD juga dirasa
membuang banyak waktu.
"Dari pengalaman tersebut, saya merasa
seperti berjualan iseng saja. Kalau kebetulan ada yang order, ya dilayani,
kalau tidak, ya tak apa. Sama sekali tidak ada usaha untuk maju. Kebetulan saya
juga masih bekerja, jadi hanya saya anggap iseng," ungkap Dyansyah.
Begitu bergabung dengan BukaLapak, Dyansyah
merasakan atmosfer yang sangat berbeda. Walaupun saat itu BukaLapak masih
berpenampilan sederhana dan lebih mirip forum biasa ketimbang online
marketplace. Sistem transaksi pun masih terjadi langsung antara pembeli dan
penjual.
Tak lama kemudian baru diberlakukan sistem Rekening
Bersama (Rekber), semua transaksi harus melalui BukaLapak. Sempat pulu
diberlakukan fee sebesar 3% bagi transaksi dibawah satu juta rupiah, yang kini
sudah tidak ada lagi. Dyansyah tetap bertahan di BukaLapak sampai hari ini.
Awal berbisnis, Dyansyah belum berani menyediakan
stok barang. Dia mengambil dari teman yang berjualan power bank karena saat itu
dia masih sekedar ikut-ikutan. Di tengah jalan, dia mulai menemukan pola
berjualan sendiri. Pelan-pelan keuntungan yang didapat ditabung untuk membeli
stok barang. Dengan modal awal sekitar dua juta rupiah, Dyansyah mulai membeli
persediaan barang.
"Rasanya seperti berjudi, sebab tidak tahu
mana produk yang laku. Sampai sekarang pun masih ada beberapa barang deadstock
alias tidak laku. Itu sudah risiko," kenang Dyansyah. Barang yang tak laku
bisa dijadikan bonus buat pelanggan, ada juga yang dijual murah.
Punya Reseller
Seiring waktu berlalu, Dyansyah bukan sekedar berjualan online saja, melainkan juga berkembang memiliki reseller. Hinnga sekarang, terhitung sudah ada 12 orang reseller yang bekerja sama dengan Dyansyah. Mereka tidak hanya berjualan di BukaLapak, tapi juga di beberapa online marketplace lain.
"Biarpun tidak semua berjualan di BukaLapak,
semuanya saya tarik ke BukaLapak. Kalau mau order barang harus melalui
BukaLapak," cetus pria yang menjalankan bisnis dari rumahnya di kawasan
Cibinong, Jawa Barat ini.
Dengan bergabung di BukaLapak, para reseller akan
menjadi pembeli di BukaLapak. Hal ini sangat membantu, sebab Dyansyah bisa
langsung memonitor stok barang yang dipusatkan di lapaknya di sana. Di
BukaLapak juga mudah sekali melakukan edit harga dan stok sehingga sistem
pendataan Dyansyah jadi rapi.
Untuk para reseller, Dyansyah memberi harga
spesial, bahkan tidak perlu repot-repot menyediakan stok barang. Dyansyah yang
akan mengurusi pengiriman barang. Stok persediaan casing gadget Dyansyah
disimpan di ruangan khusus di lantai atas rumahnya. Semua tertata rapi sesuai
dengan jenis dan model. Di ruangan itu, tersedia pula sebuah komputer yang
khusus didedikasikan untuk bisnis online.
Stok yang tersimpan bisa juga berfungsi sebagai
toko offline ketika ada pelanggan yang perlu membeli dengan sistem Cash On
Delivery (COD). Sistem ini sangat dibatasi sebab Dyansyah lebih fokus ke
penjualan online. Tapi kadang ada saja pelanggan yang mau COD.
Dalam sehari, Dyansyah melayani sedikitnya 30
transaksi, termasuk orderan reseller. Saat sedang ramai, Dyansyah bisa
disibukkan melayanai 60 transaksi. Jadi, walau sehari-hari bekerja dari rumah,
Dyansyah punya kesibukkan yang tak kalah dengan para pekerja kantoran, bahkan
lebih, karena sering terjadi transaksi di luar jam kantor. Inilah salah satu
risiko bisnis online, harus mau bekerja di luar jam kantor. Tak heran kalau
pria ini akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya dan lebih fokus di bisnis
online. Selain itu, pengalaman membuat Dyansyah kian jeli melihat selera
pengguna.
"Produk best seller itu tergantung gadget
apa yang baru rilis. Misalnya, sekarang Xiaomi, maka ketika orang-orang masih
membeli inden, saya sudah siapkan aksesorinya. Dalam dua hari saja biasanya
stok langsung habis," papar Dyansyah yang rajin memantau gadget apa yang
akan segera rilis dan diincar banyak orang.
Fokus di Toko Online
Melihat bisnis onlinenya tumbuh begitu subur,
apakah Dyansyah berminat membuka toko offline juga? Sepertinya tidak.
"Toko offline membuat keuangan terkuras untuk
karyawan, belum lagi sewa tempat, dan lain-lain. Toko offline juga tidak punya
jangkauan seluas toko online. Dengan toko online yang saya miliki sekarang,
saya bisa menjangkau ke seluruh Indonesia." Dyansyah mengungkapkan
alasannya kenapa tidak tertarik membuka toko offline.
Siapa yang tidak ingin punya omzet dua ratus juta
rupiah per bulan, bekerja dari rumah dan punya belasan reseller seperti
Dyansyah? Hampir semua orang mau. Masalahnya untuk bisa sampai ke posisi itu
dibutuhkan tekad dan kerja keras.
"Yang utama, kita harus fokus. Karena jika
bekerja serampangan, hasilnya tidak akan maksimal. Setiap orang punya kiat
khusus untuk merawat bisnisnya, walau bisnis di bidang yang sama. Penting juga
memperbanyak stok barang. Kita harus bersiap dengan kemungkinan adanya pesanan
dalam jumlah besar, sebab itu akan menghemat ongkos kirim. Kalau kita punya
lebih banyak stok dibanding penjual lain maka potensi lebih diminati pembeli
lebih besar," Dyansyah berbagi kita bisnisnya.
Untuk pelapak online, perlu diingat bahwa stok
yang lengkap dan banyak akan membuat pembeli memilih berbelanja di toko online
kita. Biasanya, pembeli enggan membeli dalam jumlah sedikit dalam satu lapak,
lalu model lain di lapak lain. Itu akan memboroskan ongkos kirim.
Kiat-kiat Sukses
Dyansyah juga sangat jeli menggunakan fitur Push
di BukaLapak. Fitur berbayar yang membuat lapak online selalu berada di display
atas ini perlu dicermati waktu penggunaannya, bukan asal menggunakan. Perlu
konsisten mengenali kapan waktunya trafik online sedang ramai.
"Biasanya sebelum mereka mulai
bekerja, sekitar pukul 8 hingga pukul 9 pagi. Lalu jam istirahat, antara pukul
12 sampai 1 siang. Trafik akan ramai lagi ketika jam pulang kerja, antara pukul
5 sore, dan malam hari di jam-jam sebelum orang tidur," ujar Dyansyah.
Fitur push pun hanya dilakukan setiap kali
Dyansyah menggugah foto barang baru, yaitu tiga atau empat kali dalam sepekan.
Tidak semuanya langsung di Push, perlu dikenali mana yang perlu push, mana yang
tidak. Menurut Dyansyah, kalau sudah terbiasa akan paham bagaimana polanya.
Selain melakukan push, ada juga faktor lain yang mempengaruhi penjualan.
Judul postingan merupakan salah satu faktor
penting yang kerap tak disadari banyak penjual online. Sering terjadi,
memposting barang dagangan yang sama, tapi judulnya berbeda, maka hasil yang
didapat pun berbeda. Intinya, semakin menarik judul, semakin besar potensi
lakuknya suatu barang, sebab judul juga akan mensugesti pembeli.
Dyansyah sendiri masih merasa banyak kekurangan
pada lapak online-nya. Pendataan stok dan penjualan, misalnya, masih dirasa
kurang rapi. Masih ada yang terselip. Walau sudah menyediakan ruang khusus
untuk penyimpanan stok dagangan, dia masih merasa kurang luas. Ada rencana
untuk memiliki ruko khusus sebagai gudang agar tidak tercampur dengan area
pribadi dan terkesan berantakan. Terpikir juga untuk menjual jenis barang lain
suatu saat nanti,selama masih ada hubungan dengan barang yang kini dijualnya.
Dia juga merasa perlu mempekerjakan asisten yang bisa mengerjakan administrasi.
Di sela kesibukkannya, Dyansyah menyempatkan diri
untuk bergabung dengan Komunitas BukaLapak, baik secara online maupun offline.
"banyak manfaatnya bagi penjualan. Saya sering baca tips-tips yang
diberikan anggota komunitas. Itulah sebabnya, saya jadi banyak tahu kiat-kiat
berjualan online," ujar Dyansyah. Nama Dyansyah sendiri memang cukup
populer di kalangan komunitas, mengingat dia merupakan salah satu pelapak
sukses di BukaLapak. Ingin mengikuti jejaknya?***
Kapan Jam-jam Trafik Ramai?
Kapan memposting dagangan baru? Atau kapan
memanfaatkan fitur Push? Harus ada perhitungannya. Tidak boleh asal. Sebaiknya
promosi julaan online dilakukan di saat banyak orang online, yaitu saat trafik
ramai. Pukul berapa saja saat trafik ramai? Dyansyah sudah melakukannya dengan
benar. Berikut jam-jam potensial tersebut/
Pukul 8 - 9 Pagi, sebelum orang mulai
bekerja biasanya iseng melakukan browsing, mulai dari membuka situs berita,
media sosial, hingga mengunjungi situs belanja/
Pukul 12 - 13 Siang, Jam istirahat makan siang
bagi karyawan atau mahasiswa. Mereka merasa penat dengan pekerjaan atau kuliah
sehingga menyempatkan diri mencari penyegaran dengan melakukan browsing.
Pukul 16 - 17 sore, Pekerjaan atau kuliah mulai
reda sehingga orang mulai bisa menyempatkan diri untuk online lagi.
Pukul 19 - 22 Malam, Sepulang kerja atau kuliah,
ada banyak waktu luang untuk online. Trafik ini ramai hingga waktu menjelang
tidur.
Untuk Rental Sewa Mobil Elf online,
penjemputan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandara, Lippo
Karawaci, BSD dan Tangerang sekitarnya, Ahmadtrans Travel siap
melayani.
Salam,
Ahmadtrans
Sumber: 10 Kisah Jutawan dari Bisnis Online ala
BukaLapak, Magdalena, 2015